KETIKA LUKA HADIR








Ketika harus memilih 

Kadang, kita harus menerima bahwa di dunia ini ada orang yang hanya ada di dalam hati kita, bukan untuk di hidup kita. Kita harus menerima itu. Sebab tak peduli seberapa keras kita berusaha, sudah ada garis takdir yang tercipta, jauh sebelum kita mengenal apa itu cinta, dan siapa itu dia yang dicinta.
Aku, kau dan orang-orang yang terluka lainnya, harus sadar perihal alasan. Mungkin kita selalu mencari-cari sebuah alasan terhadap dia yang melukai hati. Bahkan tak jarang, mulut selalu berucap sesuatu yang terkesan tak meyakini sebuah kejadian yang sudah tercipta. Kita hanya harus meyakini satu hal, bahwa segala sesuatu terbentuk karena sebuah alasan. Tapi keinginan untuk satu waktu bisa mengetahui apa alasan dia membuat kita terluka, harus dibunuh secara perlahan. Sebab mencari tahu alasannya, sama juga dengan membunuh diri sendiri. Kita hanya akan terjerembab dalam kenestapaan.
Satu hari nanti, tidak peduli berapa lama untuk sampai pada hari itu, aku, kau dan orang-orang yang memegang erat luka lainnya harus berhenti memikirkan tentang dia yang menciptakan luka pada benak hati kita. Lalu saat itu tiba, mungkin kita harus berucap di bawah langit yang sama: mengapa aku begitu lama membuang waktu untuknya?
Tidak peduli bagaimana dia membuat luka di hati, semua akan terobati satu waktu. Mungkin dia tidak mencintai kita sebesar cinta kita padanya. Mungkin juga dia tidak ingin ditunggu, saat kita dengan hebatnya menunggu dia selama mungkin. Atau bisa saja, dia tak ingin dicinta oleh seorang seperti kita. 
Semua luka itu, hanyalah sementaraan. Di dunia ini, semua adalah sementara, luka darinya, sekalipun cinta yang tercipta di lain waktu. Semua sementara.

Ketika luka hadir dalam hidup, tetaplah merangkulnya. Berkawanlah dengan dia. Luka bisa membuat seseorang menjadi pribadi yang berbeda. Dan gapailah hal positif dari luka itu. Karena kehadiran luka, hanya sesaat saja. Dan saat cinta lain tumbuh dalam hati, nikmatilah waktu itu. Bahagiakan orang yang kau cintai, meski hanya sesaat. Bukankah itu satu-satunya cara untuk membuat hal yang bersifat sementara terasa seperti abadi karena tinggal dalam pikiran juga hati.
Dia yang memang sudah pergi, harus benar-benar dilepaskan. Persis seperti balon yang dilepas dengan baik ke langit. Biarkan dia terbang, lalu berteman dengan birunya langit dan sekumpulan awan putih. Tempatnya di atas sana, bukan di tempat kamu berpijak. Saat dia pergi, bebas melayang di udara, aku, kau dan orang-orang yang masih berteman luka, juga harus pergi, bebas berjalan di tanah. Diam pada satu tempat adalah hal yang menjemukkan. Dan tak pernah ada kebahagian pada tempat yang membuat kita kehilangan segenap cinta.
Aku ingin mengucapkan sekumpulan kata yang tak bisa lagi kau dengar, seseorang yang sudah memberi luka. 
Padamu, aku ucapkan terima kasih. karena Aku tak pernah menyesal pada saat mencintaimu, lalu berusaha untukmu dengan upaya terbaikku. 
Bahkan aku tak pernah menyesal saat semua yang kulakukan, tak pernah kau hargai sedikitpun.
Sekali lagi Aku  ucapkan terima kasih untukmu karena sudah mengajarkan padaku bagaimana lelah dan sakitnya menunggu seseorang yang tak mencintai. 
Satu waktu nanti, aku ingin kita bisa bertemu. Kau dengan orang yang kau cintai. Dan Aku dengan orang yang mencintaiku. Lalu kita saling memberi senyum seperti dua orang yang tak memiliki masa lalu. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar